24 Desember 2009

Cerita seorang ibu...

Berikut sebuah cerita motivasi tentang kasih sayang seorang ibu.

Apa sumber motivasi terbesar dalam hidup? Mungkin jawaban yang tepat adalah CINTA!! Cinta di sini bukan hanya berarti hubungan sepasang insan berlainan jenis, namun lebih kepada cinta universal. Cinta seorang ibu / ortu pada anaknya atau sebaliknya.. Inilah kekuatan terbesar yang dimiliki yang bisa menjadi sumber motivasi bagi semua orang.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA

Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, aku tidak penat” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya ada duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM

Setelah lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku : “Aku tak biasa tinggal negara orang” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : “Terima kasih ibu..!” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi… Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.

cerita ini diambil dari sebuah artikel yang saya lupa judulnya…

Anda punya cerita motivasi anda sendiri? Silahkan ceritakan pada dunia!!

23 Desember 2009

Liburan Villa wa edeng..


Ketika semua kerabat berkumpul terus masing2 mempunyai ide untuk berlibur kemana sekarang melupakan penat yang menghampiri ketika beraktivitas semua setuju kita harus berlibur mengunjungi indahnya alam dan sejuknya udara pegunungan karena dengan menghirup udara yang sejuk dan melihat hijaunya hamparan pohon-pohon bisa membunuh rasa penat kita.

Seperti dalam acara kuliner2 di televisi kita juga tidak mau kalah sama mereka, setelah lelah yang tak terasa menempuh perjalanan yang cukup menegangkan karena jalan untuk menuju lokasi pun uwa adalah jalan2 tanjakan dan turunan yang sangat menantang.Sudah saya bilang sama mereka bahwa di depan ada tanjakan curam harus mulai menarik gas dari bawah biar putaran roda motor terasa ringan ketika telah mencapai tengah tanjakan yang sangat tinggi tetapi rupanya mereka tdk menggubris peringatan dari saya karena merasa motor mereka sanggup untuk mencapai di puncak tanjakkan tapi seperti yang sudah saya duga semuanya memble pada berhenti di tengah tanjakkan dan terpaksa org yang di bonceng mendorong ekor motor sampai puncak tanjakkan.Bahkan kata2 yg saya ingat dari bapak Olink yang memakai si bibir merah adalah " gelo il ieu tanjakkan cokor urang sampei dicium knalpot ", alhasil dia dapat kenangan panas dari si bibir merah.
ahh terlalu panjang untuk menceritakan kembali perjalanan kami, sekarang kita kembali ke topik awal yaitu kuliner, kali ini divisi kuliner diketuai oleh abah nano dengan asisten pak RW dan saudara kolonel nyanyut untuk menyelesaikan tugas membuat nasi liweut khas abah nano.sepertinya mereka tidak mau diganggu dalam hal meracik nasi liweut ini, sieun elmuna kanggih meuereun???nyak eunggeus we kami mah senang ari teu kudu ngabantuan mah.

Lebaran 1430 H


Alhamdulillah ya Alloh masih bisa menikmati indahnya lebaran ini hingga aku lupa untuk mngucapkan rasa syukur ini, dan kali ini lebaran 1430 H suasana pagi cerah sekali seperti cerahnya warga ceria 12 yang khusyu untuk melaksanakan ibadah sholat ied berjamaah di lapangan tower ceria 12.


Ada apa dengan Desember 2009

Ada apa dengan Pasawahan 12 di bulan Desember ??

Baru saja diadakan pemilihan Ketua RW 12 pada tanggal 15 Desember 2009, itupun dapat terlaksana setelah ada desakan dari pihak desa melalui Kadusnya untuk secepatnya menyelenggarakan pemilihan ketua RW yang baru mengingat masa aktifnya telah habis sejak bulan Nopember 2009. Bukan Pasawahan namanya kalau tidak ada perdebatan dalam tiap atau suatu peristiwa atau kegiatan, dan kali ini perdebatan dimulai dari warga yang keberatan untuk menyelenggaraka pemilu RW dadakan mengingat masih banyak warga lain yang punya hak untuk ikut memberikan aspirasinya, tapi hal itu tidak akan mungkin tercapau karena pihak desa menginginkan penyelenggaran secepatnya dan hasilnya dapat diterima pihak Desa sebelum tanggal 15 Desember. Hingga akhirnya pemilihan RW pun berjalan dengan penuh perdebatan dan situasi yang panas karena masing2 ingin mempertahankan egonya masing2. Begitu lah pasawahan tenang tapi meriweuhkan walaupun akhirnya bisa tertawa bersama lagi.
Alhamdulillah walaupun telah melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan penyelenggaran dapat terlaksana dan selesai jam 10.30 malam dengan ketua RW yang baru yaitu masih Bpk.Gugum MG setelah dalam proses pemilihan mengalahkan saingannnya yaitu Bpk.Moh, Ramdan dengan selisih yang lumayan jauh.mudah-mudahan dengan kepengurusan sekarang tapi masih wajah lama pembangunan-pembangunan di lingkungan kita dapat terrealisasikan dengan hasil yang memuaskan jauh dari prasangka-prasangka buruk warga yang sepertinya punya penyakit skeptis berlebihan.

- Pemimpin
pemimpinmu adalah mereka yang menyinarimu dengan cinta
tanpa memikirkan seberapa banyak pancaran sinar itu yang akan kau kembalikan padanya
Pemimpinmu adalah mereka yang mengajarimu bermimpi
dan membangunkanmu untuk mengejar mimpi-mimpi
pemimpinmu adalah mereka yang menangis dibahumi saat sedih
tapi melupakan tangisnya disaat kau mengalami kesedihan
pemimpinmu adalah ladang-ladang pahala untukmu
jika kau mau berbakti kepadanya
pemimpinmu adalah surgamu
tempat kau merasakan telaga kedamaian

Seminggu setelah pemilihan ketua RW, masyarakat kembali di hebohkan dengan berita yang super heboh dan saya tidak akan menjelaskan seperti apa kehebohannya disini karena ini menyangkut harga diri sebuah keluarga,yang jelas semoga kejadian ini tidak terulangi oleh anak cucu kita di masa yang akan datang. dan sebelumnya juga ada kejadian dimana adu argumen diteruskan dengan adu mulut dan diakhiri dengan adu tinju antara seorang warga dengan seorang alim agama mengenai perbedaan pendapat masalah qurban yang seharusnya tidak diributkan.
Ahhh terlalu banyak masalah kampungku ya Alloh dan aku harap semua ini dapat berjalan normal kembali.
"Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan ketika dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah".
Ahhh masih jauh masyarakat disini untuk hidup seperti itu tapi minimal kita bisa sedikit-sedikit untuk hidup seperti itu asal ada perubahan dari diri kita masing-masing.Tapi perjalanan hidup untuk ke arah sana sepertinya ada, Alhamdulillah masjid kita sekarang di renovasi lagi untuk memperbaiki sebagian bangunannya yang rusak dam ini dapat terlaksana berkat partisifasi sebagian warga yang masih peduli dengan masjid kita tercinta. Sayang Masjid yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama dalam memakmurkan tetapi masih sedikit orang yang masih mau dengan sukarela untuk memperindah dan menjaga keutuhan Masjid, siapa lagi atuh kalau bukan kita yang mau merawat Masjid!!!

12 Desember 2009

Tanjakan sarebu session dua..




Akhirnya kita berlibur lagi dan kali ini kita napak tilas mendaki kembali Tanjakan Sarebu yg terletak di sebelah selatan dari kota Bandung berbatasan dengan Pangalengan tempat dimakamkannya Boscha dan juga sebagai tujuan wisata kedua di Bandung selatan setelah Ciwidey..Langit biru indah untuk dilewatkan jalan2 ke gunung jadi saatnya sekarang kita lupakan sejenak segala permasalahan hidup untuk menghirup sejuknya udara pegunungan dan indahnya hamparan permadani hijau perkebunan teh Bandung Selatan

Jangan pernah meninggalkanku!!

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudlu aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa…Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku…
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah…
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?
Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimanamenyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan
Dulu…pagi-pagi…surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu disurau…..
Sekarang… pagi-pagi sambil minum kopi…engkau baca Koran pagi atau nontonberita TV
Waktu senggang? engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan…
Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah-surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku
Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Waktupun cepat berlalu… aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadlan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku
Apakah Koran, TV, radio, komputer, dapat memberimu pertolongan?
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu…Setiap saat berlalu… kuranglah jatah umurmu…
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu
Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati…Di kuburmu nanti….
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu
Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah “Qur’an” kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu
Peganglah aku lagi… bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah
Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu…
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu.
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu
Sentuhilah aku kembali…Baca dan pelajari lagi aku…Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu….dulu sekali…Waktu engkau masih kecil, lugu dan polos…Di surau kecil kampungmu yang damai.
Jangan aku engkau biarkan sendiri…Dalam bisu dan sepi….Maha benar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

2 Desember 2009

Kilas Balik 2009



Mengenang kembali kilas balik ka tangga seribu.



teu dimana-mana setiap kegiatan selalu diakhiri dengan makan, makan, makan dan nyatu..itulah indahnya hidup di pasawahan mumpung masih ada umur jadi kita nikmati bersama-sama, perjalanan kali ini dapat dikatakan tidak sesulit yang diperkirakan karena kami sudah siap untuk menghadapi segala rintangan yang ada belajar dari kegagalan menaklukan gunung mayit.Mungkin boleh dikatakan ini adalah jalan2 terakhir warga RW 12 karena setelah episode jalan2 ini tidak ada lagi kegiatan seperti ini, dna mungkin anda penasaran kenapa tidak ada lagi kegiatan jalan2 lagi ???ternyata dan ternyata ada kecembruan yang sangat tinggi dari para polisi dapur merespon jalan2 kali ini yaitu ???ahh kalau dilanjutkan bisa membuat heboh sekampung lagi mending saya tahan dulu ceritanya biar nanti saya lanjutkan kembali, sekarang mah kita bicarkan seluk beluk perjalanan kali ini.Berangkat dari pasawahan jam 8 pagi padahal di bewara diumumkan kalau keberangkatan jam 7 pas tapi itu tadi kebiasaan yang susah dihilangkan dari warga pasawahan selalu ngaret dalam setiap urusan waktu.Untuk perjalanan kali ini terpaksa kita memakai jasa dua unit angkot karena truk yang telah dipesan tidak kunjung datang, tapi walau bagaimanapun hiburan kali ini harus tetap dapat terlaksana.Singkat waktu dan ngirit ngetik kita telah sampai di pintu masuk Gardu Induk Cimaung banjaran menuju tangga seribu padahal kalau dihitung cuma 250 anak tangga..Ya Alloh indah sekali Engkau menciptakan alam ini hingga kami tak merasakan lelah ketika memulai pendakian.
ingat kata kata yang sering diucapkan para aktifis lingkungan hidup :
“Kau tebangi hutan, kau matikan ikan-ikan.
Setelah kita kelaparan baru kau sadari
Bahwa tak seorang pun
Yang bisa makan dari pohon uang.”
GREENPEACE

Itulah pentingnya kita melakukan acara ini untuk mengingatkan kita bahwa perlu sekali untuk menjada alam ini karena alam ini adalah anugerah Tuhan yang harus kita nikmati dan kita lindungi bersama dari kerusakan yang bisa menimbulkan bencana bagi manusia itu sendiri. okelah kembali ke topik pembicaraan tentang perjalanan ini,angin berhembus sedang dan langit masih biru ketika kami memulai perjalanan ini.